Minggu, 05 Mei 2013

menurunnya tekanan pompa air laut pendingin diatas kapal mv.tuscarora



BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
Pompa sebagai salah satu mesin aliran fluida hidrolik pada dasarnya digunakan untuk memindahkan fluida tak mampat (incompressible fluids) dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan fluida yang dipindahkan tersebut. Pompa akan memberikan energi mekanis pada fluida kerjanya, dan energi yang diterima fluida digunakan untuk menaikkan tekanan dan melawan tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran-saluran instalasi pompa.
Pompa air laut pendingin mesin induk merupakan salah satu jenis pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal sebagai salah satu jenis pompa yang banyak dijumpai dalam industri bekerja dengan prinsip putaran impeller sebagai elemen pemindah fluida yang digerakkan oleh suatu penggerak mula. Zat cair yang berada di dalam akan berputar akibat dorongan sudu-sudu dan menimbulkan gaya sentrifugal yang menyebabkan cairan mengalir dari tengah impeller dan keluar melalui saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi. Cairan dengan kecepatan tinggi ini dilewatkan saluran yang penampangnya makin membesar (diffuser) sehingga terjadi perubahan head (tinggi tekan) kecepatan menjadi head tekanan. Setelah cairan dilemparkan oleh impeler, ruang di antara sudu-sudu menjadi vacum, menyebabkan cairan akan terhisap masuk sehingga terjadi proses pengisapan.
Beberapa keunggulan pompa air laut  sentrifugal adalah harga yang lebih murah, kontruksi pompa sederhana, mudah pemasangan maupun perawatan, kapasitas dan tinggi tekan (head) yang tinggi, kehandalan dan ketahanan yang tinggi.
            Sistem pendingin adalah salah satu bagian penting pada sebuah kapal yang memerlukan perhatian yang cukup, karena lancar tidaknya pengoperasian kapal sangat tergantung pada hasil kerja mesin, sebab dalam mesin diesel dinding silinder selalu dikenai panas dari pembakaran secara radiasi yaitu: perpindahan panas melalui sinar atau cahaya. Jika silinder tidak didinginkan, maka minyak yang melumasi torak akan encer dan menguap dengan cepat, sehingga torak maupun silinder dapat rusak akibat suhu tinggi hasil dari pembakaran.
          Kejadian diatas kapal MV.Tuscarora pada saat taruna melaksanakan kegiatan praktek laut dimana pada saat kegiatan kapal berlayar dimana tekanan dari main sea water cooling pump mengalami penurunan yang sangat signifikan, sehingga menimbulkan adanya peningkatan suhu pada media yang didinginkan oleh air laut sebagai pendingin untuk mendukung kelancaran pengoperasian mesin induk hal ini dikarenakan kurang optimalnya perawatan dan pemeriksaan terhadap pompa air laut pendingin.
Melihat kejadian diatas pompa air laut sebagai pendingin mesin induk di atas kapal sangatlah perlu untuk  dijaga dan diadakan perawatan yang sifatnya berkelanjutan guna untuk menunjang pengoperasian permesinan induk diatas kapal. Turunnya performansi pompa secara tiba-tiba dan ketidakstabilan dalam operasi sering menjadi masalah yang serius dan mengganggu kinerja sistem secara keseluruhan. Salah satu indikasi penyebab turunnya tekanan performansi pompa.
B.  PERUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka, rumusan masalah yang penulis ambil adalah apa yang menyebabkan menurunnya tekanan pompa air laut pendingin pada mesin induk di kapal ?
C.  TUJUAN PENELITIAN.
                       Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan skripsi penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan yang baik bagi pompa khususnya pompa air laut.
2.    Sebagai gambaran kepada para pembaca pentingnya perawatan periodic terhadap pompa air laut sebagai media pendingin pada mesin induk.
D.  MANFAAT HASIL PENELITIAN
                 Adapun manfaat dari karya ilmiah ini adalah :
1.  Secara Praktis
a)     Kita dapat mengetahui apa saja yang menyebababkan  terjadinya penurunan tekanan pompa air laut pendingin pada mesin induk.
b)     Menyadari pentingnya perawatan dan perbaikan pada pompa air laut pendingin mesin induk.
2.  Secara Teoritis
a)     Para pembaca dengan mudah dapat memahami hal-hal yang terkait pada sistem pompa air laut pendingin mesin induk.
b)     Sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
E.  HIPOTESIS
Menurunnya tekanan pompa air laut pendingin pada motor induk di duga disebabkan oleh :
1.      Kurangnya isapan dan tekanan pompa air laut.
2.      Menurunnya kinerja impeller pada pompa.
3.      Kebocoran pada bagian gland packing pompa.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     PENGERTIAN POMPA
Dalam kamus besar lndonesia (Depdiknas, 2005 : 52) pump atau pompa itu dapat diartikan dengan tolak bara , atau balas, atau pemberat. Pengertian dasar tersebut dapat penulis maknakan dengan pesawat, yaitu pesawat bantu yang biasanya digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Dalam abad modern sekarang ini, pengertian pompa telah banyak di dapat dari berbagai buku para ahli tergantung dari sudut atau kondisi mana pompa itu berada.Jadi, kalau pompa itu berada pada suatu kapal, dan berfungsi untuk mendinginkan mesin induk yaitu pompa air laut.
Menurut Adji, 1972. Pompa dapat di artikan dengan pesawat bantu, pompa itu menurutnya adalah pesawat yang pada umumnya dipergunakan orang untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Menurut Casand, 1993.Mengatakan bahwa pompa sentrifugal adalah pompa-pompa yang bekerja berdasarkan prinsip.
Gambar  2.1 Pompa sentrifugal
Sumber:http://pipaudara.blogspot.com/2010/04/pompa-sentrifugal.html
Menurut Saputra, 2010. Pompa sentrifugal adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluidadengan cara putaran (menaikan tekanan dengan gaya sentrifugal) dan fluida keluar secara radial melalui impeller.
 Pompa sentrifugal termaksud pompa dinamik yaitu energi yang ditambahkan pada cairan untuk menurunkan kecepatannya, maka tekanannya akan meningkat. Penambahan energinya diperoleh dengan perputaran impeller lalu fluida masuk ke volute yang berbentuk spiral.
B.    PRINSIP KERJA DARI POMPA SENTRIFUGAL
Prinsip dasar kerja dari pompa sentrifugal sebagai berikut:
Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat. Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh casing pompa ( volute atau difusser ) menjadi tekanan atau head. Cairan dipaksa menuju sebuah impeller oleh tekanan. Baling – baling impeller meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar . Cairan meninggalkan impeller pada kecepatan tinggi. Impeller dikelilingi oleh volute casing atau dalam pompa yang digunakan cincin diffuser mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. berikut ini merupakan bagian atau jalur dan penjelasan masukan dari pipa.
1.    Sea Chest dan Sistim Air Laut
              Kotak laut (sea chest) adalah suatu perangkat yang berhubungan dengan air laut yang menempel pada sisi dalam dari pelat kulit kapal yang berada dibawah permukaan air dipergunakan untuk mengalirkan air laut kedalam kapal sehingga kebutuhan sistem air laut (Sea water sistem) dapat dipenuhi.  Pada kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun kecil dengan sistem instalasi permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak didalam kamar mesin, pada badan kapal bawah air menurut peraturan dari Biro Klasifikasi harus dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut sea chest. Karena dari sea chest inilah kebutuhan air laut dalam kapal dapat dipenuhi. Antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan penggunaannya. Pada pipa-pipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran air laut, katup tersebut dibuka bila sistem perlu suplai air laut dan ditutup bila sistem sudah tidak perlu lagi. Misalnya mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka katup air laut yang menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih memerlukan suplai arus listrik untuk bongkar muat dari mesin bantu, maka katup air laut yang menuju mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain bahwa pembukaan dan penutupan katup pada pipa-pipa perantara tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam eksploitasinya, dan diharapkan bahwa sea chest mampu menyediakan air laut yang dibutuhkan oleh kapal untuk suplai sistem air laut dari kapal diam sampai kapal bergerak dan beroperasi. Kinerja dari sistem air laut dalam kapal tergantung dari suplai air laut yang di isap oleh sea chest, jadi sistem air laut dapat beroperasi secara penuh apabila sea chest mampu mengisap air laut sesuai dengan kebutuhannya
2.    Kelengkapan Sea Chest
            Supaya dapat melaksanakan pengisapan air laut dengan baik, maka antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan dengan pipa-pipa, pompa-pompa, katup-katup, katup pengaman untuk yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya sehingga dapat mensuplai air laut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem air laut dalam kapal.
                        Untuk merencanakan bermacam-macam kelengkapan dari sistem sea chest diharuskan mengacu pada peraturan Biro Klasifikasi, dan selanjutnya kelengkapan dari sistem sea chest secara garis besar adalah sebagai berikut :
a.  Plat dinding sea chest
Sea chest adalah berupa kotak yang menampung air laut terbuat dari baja, padanya dipasang beberapa pipa-pipa untuk mengalirkan air laut, pipa peniup udara, pipa pembuangan udara dan lain-lain, sehingga sea chest dapat bekerja sesuai dengan tujuannya.
b.  Strainer
Strainer adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang biasanya dipasang pada pipa ke mesin induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa by pass. Alat ini berfungsi sebagai jebakan kotoran dari laut, dalam strainer tersebut dipasang filter.
c.   Sea Grating
Sea Grating adalah saringan atau kisi-kisi yang dipasang pada sea chest untuk mencegah masuknya benda-benda yang tidak dikehendaki dari laut ke dalam sistem pipa dalam kapal, Jadi fungsi Sea Grating adalah menyaring air laut sebelum masuk kedalam kotak sea chest, yang merupakan saringan awal sebelum air laut masuk sistem melewati strainer dan filternya. Sea Grating ini di ikat menggunakan baut yang tahan korosi, yang kemudian baut-baut ini antara satu dan lainnya di ikat atau dikunci dengan menggunakan kawat agar baut tidak mudah lepas.
d.  Pipa Peniup Udara
Pipa ini menghubungkan antara kotak sea chest dengan kompresor atau tabung udara tekan, yang digunakan untuk meniupkan udara ke kotak sea chest, apabila saringan sea chest kotor atau tersumbat oleh kotoran-kotoran yang mengakibatkan suplai air laut keseluruh sistem tidak lancar sehingga mengurangi debit air yang dibutuhkan. Untuk stop atau meniup udara diatur oleh satu valve yang dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat dikendalikan dari ruang kemudi.
e.  Pipa Pembuangan Udara
Dengan adanya udara yang terjebak dalam kotak sea chest, yang mungkin berasal dari gelembung-gelembung udara dari haluan yang menyusur dasar kapal dan terjebak di sea chest, atau kapal sedang oleng atau miring sehingga udara masuk ke sea chest, dari putaran baling-baling saat kapal mundur atau udara dari sisa tiupan udara kompresor. Apabila udara dalam sea chest ini dibiarkan akan merugikan seluruh sistem, terutama pada sistem pendingin mesin. Karena air pendingin yang di isap tidak sepenuhnya berupa air laut, tapi bercampur dengan gelembung-gelembung udara, sehingga dapat menyebabkan mesin menjadi panas. Dapat pula berakibat jelek pada pompa-pompa yang mengisap air dari sea chest tersebut.
f.    Katup ( Valve )
Semua sistem perpipaan dalam kamar mesin selalu dilengkapi dengan valve yang berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran air laut, sebagai pengaman pula bila suatu saat aliran air harus dipompa karena kebocoran, atau karena untuk pemadam kebakaran dan lain-lain. Untuk ukuran valve harus disesuaikan dengan ukuran pipanya.
C. KERUGIAN ALIRAN PADA POMPA SENTRIFUGAL
1.     Kerugian head dalam jalur pipa ( suction )
a.  Ujung Masuk Pipa
Pada pengoperasian pompa untuk daya hisap dari ujung masuk pipa memiliki beberapa kerugian – kerugian. Kerugian secara umum dapat dinyatakan dengan rumus :
                         hf = f (v2/2g)       ....................................................................    (2.1)
Dimana :
hf = kerugian head ( m )
f   =  koefisien kerugian
v  =  kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
g  =  percepatan gravitasi ( m/s )
b.  Kerugian Head Dalam Fittings
Kerugian head dalam jalur pipa, seperti dalam sambungan sambungan pipa dinyatakan secara umum dengan persamaan :
hf = k   V2                ............................................................................  (2.2)
                    2g
Dimana :
hf = kerugian head (m)
K = koefisien kerugian
V = kecepatan rata-rata (m/det2)
Harga koefisien kerugian K dari Appendix  pada sambungan -sambungan pipa untuk :
Belokan 45° K = 0,35 - 0,45
Belokan 90° K = 0,50 - 0,75
Katup terbuka K= 0,25
Katup tertutup K = 3,0
Sambungan T K = 1,5 - 2,0
c.  Pembesaran Penampang Secara Mendadak
Pembesaran mendadak pada bagian saluran, terdapat perubahan penampang dari kecil ke besar dengan demikian terjadi perubahan kecepatan aliran. Untuk kerugian head dapat dinyatakan dengan persamaan :
hf = ( V1 – V2 )2          ........................................................... (2.3)
                                           2g
Dimana :
Hf  = kerugian head (m)
V1 = kecepatan rata-rata penampang kecil (m/det)
V2 = kecepatan rata-rata penampang besar (m/det)
g    = percepatan gravitasi ( 9,8 m/det )
d.  Pengecilan Penampang Secara Mendadak
Pengecilan mendadak pada bagian pipa saluran, terdapat perubahan penampang dari besar ke kecil dengan demikian terjadi perubahan kecepatan aliran. Untuk kerugian head pengecilan mendadak dapat dinyatakan dengan persamaan:
Head total pompa menurut instalasi sistem pipa tertutup adalah :
H = hf1 + hf2 + hm       ......................................................... (2.4)
Dimana:
H=head total pompa (mH2O)
Hf1=kerugian gesek dalam pipa lurus (mH2O)
Hf2=kerugian gesek komponen dari sistem pipa (mH2O)
hm=tahanan dari perlengkapan (mH2O)
e.  Head Kerugian Gesek Dalam Pipa
       Persamaan dasar untuk menghitung head turun untuk aliran fluida didalam pipa – pipa dan saluran dengan menggunakan rumus                                                                                          
                 Dimana :
hf  =  Penurunan Head ( m )
f    =  faktor gesekan
L   =  Panjang ( m )
g   =  kecepatan gravitasi ( m/det2)
v   =  kecepatan rata – rata ( m/det2)
D = Diameter dalam pipa
Aliran laminer atau aliran terbulen dengan memakai bilangan reynolds :
Re =  µ d        ........................................................................   (2.6)
                           V
Re = Bilangan reynold ( tak berdimensi )]
µ   =  Visikositas kinematik zat cair ( m2/s )
D   = diameter dalam pipa ( m )
untuk aliran tertutup, koefisen kerugian gesek dalam pipa dengan rumus empiris menurut cara Darchy
           f  = 0,020 + 0,005      ........................................................... (2.7)
                                       D
Dimana :
f = koefisien gesek
D = diameter pipa
f.    Ujung Keluar Pipa
        Kerugian ujung keluar pipa adalah dapat dinyatakan dengan persamaan :
               hf= f(V2/2g)             ................................................................(2.8)
Dimana :
hf = kerugian head ( m )
f   =  koefisien kerugian
v  =  kecepatan rata-rata dalam pipa (m/s)
g  =  percepatan gravitasi ( m/s )
g.  Kerugian Aliran Dalam Satuan Lurus
        koefiesien gesekan baru dapat ditentukan walau keadaan aliran diketahui, jenis aliran dapat ditentukan dengan besarnya angka reynolds dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
 Re = Vm. Vid m3/s          .......................................................  (2.9)
atau
          Re = Vm.d1 Pn                ......................................................... (2.10)
Dimana :
Vid = Visikositas dinamik dalam Pas
Vm = Kecepatan rata – rata dalam m/s
d1  = diameter saluran dalam ( m ) karena
         Vm =  = 4 Qn – d12( dalam m/s )................................... (2.11)
 maka
Re = 4 Q ( π.d1.V )         .......................................  (2.12)
Angka reynold menunjukan apakah suatu aliran laminer
h.  Kerugian Head Pada Katup
Pada katup atau valve suction terdapat beberapa kerugian ketika cairan melewati, kerugian ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
hv = m.v  ...................................................................................... ( 2.13)
Dimana :
hv = kerugian head katup
m = Koefisien kerugian katup
v = kecepatan rata-rata di penampang masuk katup (m/s)
2.      Faktor Tekanan Dalam Impeller pompa
a.  Debit Aliran Pada Impeller
        Kapasitas air tergantung pada luas penampang. Untuk menyatakan rumus pada aliran didalam impeller dapat dinyatakan :
 Q = D1. b1     .................................................................................  (2.14)
                                       C1
Dimana :
Q = kapasitas aliran ( m3/s )
D1 = diameter impeller ( m )
b1  = Lebar impeller ( m )
C1  = kecepatan masuk aliran ( m/s )
b.  Kecepatan Putar Dalam Impeller
Persamaan head teoritis, persamaan ini digunakan untuk menghitung besarnya ketinggian yang dihasilkan dari kecepatan putar impeller.
      H = ( U2Vn2 ) – ( U1Vn1 )           ......................................... (2.15)
                                           g
Dimana :
U2   = kecepatan putar impeller pada bagian terluar piringan
Vn2 = kecepatan putar fluida melalui bagian terluar impeller.
U1   = kecepatan putar impeller pada bagian mata ( poros )
Vn1 = kecepatan putar fluida melalui bagian mata ( impeller )
g     = gravitasi  ( m/s )
c.  Kecepatan Fluida Pada Impeller
        kecepatan fluida dalam impeller dapat dihitung dengan persamaan berikut :
         Vnx  = Ux – Vfx       ................................................................... (2.16) 
                         tan ø                                 
atau
         Ux = 2 π r N            .................................................................... (2.17)
                        60                                                   
dimana :
Vnx  = kecepatan fluida saat melintasi bagian luar impeller ( m/s )
Vfx   = kecepatan fluida discharge ( m/s )
  ø    = Sudut yang dibentuk cekungan impeller ( degree )
 N    =  kecepatan putar motor ( rpm )
 r     = jari – jari ( m )
d.  Putaran Spesifik ( Impeller )
       Jenis impeller yang digunakan pada suatu pompa tergantung dari pada putaran spesifknya. putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilakn 1 m dengan kapasitas 1 m3/s dan dihitung berdasarkan persamaan berikut :
        ..................................... (2.18)
Dimana :
ns = Putaran Spesifik ( rpm )
nP = Putaran Pompa ( rpm )
Q  = Kapasitas Pompa ( m3/s )
Hp = Head Pompa ( mH20 )


3.     Energi
                        Dalam pemompaan energi yang diperlukan dengan debit tertentu :
a.  Energi Air
        Jumlah energi yang diperlukan untuk memompa air tergantung pada volume air yang dipompa dan head yang diperlukan :
b.  Tenaga / daya ( Power )
                      Tenaga / daya adalah laju penggunaan energi yang biasanya diukur dengan satuan kilowatt         
         
cara lain menghitung tenaga dan energi adalah menggunakan debit air pompa dari pada volume air yang dipompa.
Tenaga Air ( kw ) = 9,81 x debit x head
Energi Air = Tenaga Air ( kw ) x waktu operasional
4.  Tekanan ( Pressure )
a.  Tekanan Air
        Tekanan air dalam pipa dapat diukur dengan suatu alat bourdon gauge didalam alat ini terdapat suatu slang ( tube ) berbentuk lengkung ang akan meregang apabila dibawah tekanan, jika tekanan 1 bar maka air akan naik 10 m untuk persamaan ini dapat dinyatakan:     
 Head Tekanan       = 0,1 x Tekananan ( Kn/ m2 )  .......... (2.21)
                                                      = 10 x Tekanan  ( Bar )
b.  Tekanan Atmosfir
        Tekanan dari atmosfir mempengaruhi berbagai faktor terhadap permukaan bumi. persamaannya yaitu :
Tekanan atmosfir = 100 kN/m2 = 1 bar = 10 meter kolom air
Persamaan matematis kerugian tekanan didalam saluran sirkuler
hubungan antara head dan tekanan
kerugian head ( head loss )
Dimana :
   = kerugian tekanan
d    = diameter pipa
V   = kecepatan aliran
F   = faktor fiksi
L   = panjang pipa
g   = gravitasi
h   = head
5.                   Daya Penggerak Pompa
a.  Daya Air.
                    Energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa persatuan waktu dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
       Pw = 0,163. y. Q. H     ..........................................  (2.25)
Dimana :
Pw =  Daya air ( kw )
Q   = kalor jenis air
H   = head total pompa
b.  Daya Poros
        Daya yang ditetapkan untuk menggerakan sebuah pompa adalah sama dengan daya air ditambah kerugian daya dalam pompa yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
        P = Pw        ...................................................................................  (2.26)
                                  µP
Dimana :
P    = Daya poros ( kw )
Pw =  Daya air ( kw )
µP  = Efiesensi Pompa ( % )
c.  Daya Nominal
         Meskipun daya poros ditentukan untuk menurut rumus diatas daya nominal penggerak mula yang dipakai untuk menggerakan pompa harus tetap ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
           Pm =  P ( 1 + α )       ................................................................. (2.27)
                              πt
Dimana :
Pm  = Daya nominal
P     = Daya poros
α     =  Faktor cadangan
  πt    =  Efisiensi Transmisi
6.  Katup Isap Bawah ( Foot Valve )
      Katup hisap bawah merupakan sebuah komponen yang harus ada pada pompa non-self priming. Fungsi dari katup hisap bawah (foot valve) adalah :
a.  untuk mencegah benda-benda asing yang tidak diinginkan masuk bersamaan dengan terhisapnya air,
b.  untuk mempertahankan air didalam pipa hisap sehingga mengurangi priming time dari pompa tersebut. Fungsi yang pertama dipengaruhi oleh desain saringan (strainer), yang merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari unit katup hisap bawah.
7.  Efisiensi Pompa
          Efisiensi sebuah media didasarkan kepada besarnya energi yang dapat diubah menjadi bentuk energi yang lain untuk pompa sentrifugal. efisiensi menyeluruh sebuah pompa sentrifugal adalah perbandingan ( ratio ) energi hydraulic sebagai keluaran ( output ) dan energi masukan ( input ) dan dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
Np = efisiensi pompa
Pw = energi hydraulic atau daya yang diberikan ke air oleh sudu –    sudu yang berputar dalam impeller.
Ps = Daya yang diberikan oleh elektromotor ke poros pompa
Energi hidrolik ditentukan dengan :
           Pw = Q x H x GR        .................................................................... (2.29)
                                         6128
Jadi
         Np = Q x H x GR      ................................................................... (2.30)
                                      6128 x Ps
Dimana :
Q    = Debit aliran dalam L / men
H    = Tinggi tekan ( Head ) dalam ( m )
GR =  Gravitasi jenis air
Input power ( Ps ) dapat diukur dengan menggunakan dinamometer yaitu :
           Ps = t .w      ..................................................................................... (2. 31)
atau
                         MgR
            Ps  =   2HN    ................................................................................   (2.32)
                                       60
Dimana :
t  = torsi elektromotor ( N/m )
w = kecepatan sudut ( rad/det )
M = Beban yang digunakan untuk membalancing torsi ( N )
R = Panjang lengan torsi ( n )
N  = Putaran Pompa ( rpm )
g   = Percepatan gravitasi bumi ( m/det2)


D. INSTALASI DAN PENEMPATAN POMPA.
     Yang dimaksud dengan instalasi pompa adalah suatu perlengkapan yang terdiri dari bagian-bagian yang dibutuhkan untuk keperluan pemompaan. Adapun instalasi pompa itu adalah:
1.      Pompa dan peralatannya.
2.      Pipa-pipa penyalur.
3.      Saringan.
4.      Pipa-pipa pemasukan.
     Instalasi pompa yang memerlukan tempat penyimpanan air adalah kalau air dari hasil pemompaan itu tidak langsung dipergunakan atau air itu dipergunakan untuk bermacam-macam kebutuhan.Mengenai penempatan pompa tergantung pada jenis pompa yang akan dipakai. Mengenai pompa air laut pendingin pada mesin induk pada dasarnya menggunakan pompa sentrifugal (pompa impeller): Tujuan pompa-pompa ini adalah untuk mempermudah dan melayani pompa supaya dengan cepat dapat bekerja. Terutama untuk pompa-pompa kecil dan harus dapat digunakan dan digerakan, misalnya pompa-pompa pemadam kebakaran. Biasanya tidak dipakai sebagai pompa yang bekerja sendiri melainkan dipasang satu poros dengan poros pompa sentrifugal.
     Hal ini dimaksudkan agar diwaktu menggerakannya didalam pompa ini terdapat suatu ruang hampa udar. Didalam pompa ini terdapat sebuah kipas dan diberi sudu-sudu radial secara luar pusat terhadap rumah pompa yang selalu tetap terisi air. Ketika kipas berputar maka air yang berada didalam sudu dilontarkan keluar yaitu kedinding dan terjadilah suatu gelang air dengantebal yang sesuai.



Gambar  2.2 Instalasi Cooling Sea Water System
E. PRINSIP DASAR POMPA SENTRIFUGAL
Menurut Rahadian, 2008. Prinsip – prinsip dasar pompa sentrifugal ialah sebagai berikut:
       i.    Gaya sentrifugal bekerja pada impeler untuk mendorong fluida ke sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat
      ii.    Kecepatan fluida yang tinggi diubah oleh rumah pompa (volute atau diffuser) menjadi tekanan

1.    Cara Kerja Pompa Sentrifugal
          Menurut Suharto, 2008.yangmenjelaskan tentang  cara kerja pompa sentrifugal ialah cairan masuk ke impeler (impeller eye) dan bergerak ke arah radial diantara sudu – sudu impeler (impeller vanes) hingga cairan tersebut keluar dari diameter luar impeler. Ketika cairan tersebut meninggalkan impeler, cairan tersebut dikumpulkan didalam rumah pompa (casing).Salah satu desain casing dibentuk seperti spiral yang mengumpulkan cairan dari impeler dan menggerakannya ke discharge nozzle.Discharge nozzle dibentuk seperti suatu kerucut sehingga kecepatan aliran yang tinggi dari impeler secara bertahap turun.Kerucut ini disebut diffuser (diffuser).Pada waktu penurunan kecepatan di dalam diffuser, energi kecepatan pada aliran cairan diubah menjadi energi tekanan.
berikut merupakan bagian – bagian dari pompa air laut pendingin mesin induk jenis sentrifugal
1.    Bagian Pompa Sentrifugal
Gambar 2.3 Pompa sentrifugal
1)  StuffingBox
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing.


Gambar 2.4 Stuffing Box
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://9.bp.blogspot.com
2)  Gland Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari   casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
        Gambar 2.5 Gland Packing
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com
3)  Shaft(poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
Gambar 2.6 Shaft (poros pompa)
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://2.bp.blogspot.com
4)  Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
Gambar 2.7 Shaft Sleeve
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://11.bp.blogspot.com
5)  Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
Gambar 2.8 sudu atau vane impeler
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://7.bp.blogspot.com


6)  Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller.


Gambar 2.9 Casing Pompa Sentrifugal




Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://5.bp.blogspot.com
7)  Eye Of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
Gambar 2.10 sisi masuk impeller



Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://11.bp.blogspot.com
8)  Impeller
                 Impeller berguna sebagai pemutar media zat cair, dan merubah energi kecepatan menjadi tekanan (tekanan pembawa naik atau ketinggian naik pompa) bentuk impeller dan sudut harus disesuaikan dengan jenis zat cair.



Gambar 2.11 Jenis – jenis impeler
Sumber:http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://6.bp.blogspot.com
9)  WearingRing
         Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
Gambar 2.12 Wearing Ring
10)      Ball bearing
Ball bearing adalah sebagai penahan gesekan. Sehubungan dengan jumlah putaran per menit yang  tinggi, maka ball bearing mempunyai gaya gesekan yang kecil, akibatnya rendeman mekanik diperbesar.

Gambar 2.13. Ball bearing
Sumber :http//www.hibearing.com/product-angular-contract-  ball-bearing/8471/angular-contract-bearing.html
2.    Klasifikasi pompa sentrifugal
Menurut suswono (2011), menjelaskan bahwa pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a.    Kapasitas :
1)    Kapasitas rendah          < 20 m3 / jam
2)    I stage Kapasitas menengah   20 – 60 m3/ jam
3)    Kapasitas tinggi             > 60 m3 / jam
b.    Tekanan discharge :
1)    Tekanan rendah            <5 kg / cm2
2)    Tekanan menengah       5 – 50 kg / cm2
3)    Tekanan tinggi               > 50 kg / cm2
c.    Jumlah / susunan impeler dan tingkat :
1)    Single stage        : Terdiri dari satu impeler dan satu  casing
2)    Multi stage   : Terdiri dari beberapa impeler yang tersusun seri dalam satu cesing
3)    Multi impeler : Terdiri dari beberapa impeler yang tersusun paralel dalam satu cashing


d.    Posisi poros :
1)    Poros tegak
2)    Poros mendatar
e.    Jumlah suction :
1)    Single suction
2)    Double suction
f.     Arah aliran :
1)    Radial flow
2)    Axial flow
3)    Mixed flow
                          Pompa sentrifugal, untuk menggerakkan pertama kali akan dapat  bekerja dengan 2 macam cara yaitu :
1) Pompa-pompa sentrifugal yang tidak dapat menghisap sendiri :
Untuk dapat bekerja, pompa harus diisi zat cair terlebih             dahulu. Cara pengisiannya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu :
a)  Memakai Ejektor
Di atas pompa dipasang ejektor yang dapat menghisap air dari ruang pompa sampai vakum, dengan demikian zat cair akan dari permukaan isap secara berangsur-angsur melalui pembuluh isap. Sampai seluruh pompa berisi zat cair dan zat cair terbawa oleh ejektor. Sebuah ejektor dapat bekerja dengan uap, angin yang dimanfaatkan atau zat cair di bawah tekanan. Sebagai catatan, kalau memakai zat cair, maka zat cair ini sedapat mungkin di usahakan sama dengan zat cair yang akan dipompa
b)  Memakai Corong Pengisi
Corong pengisi ditempatkan diatas rumah pompa diisi dengan zat cair sampai rumah pompa terisi penuh.Cara ini digunakan pada pompa-pompa kecil juga disini di gunakan sebuah katup kaki didalam pembuluh isap dan sebuah kran pelepas udara. Kalau pompa itu terisi penuh,penutup tekan tetap ditutup, mesin penggerak dapat digerakkan dapat digerakkan sampai putaran kerja telah tercapai dan tekanannya telah tinggi, maka penutup tekan dapat dibuka secara perlahan-lahan. Penutup tekan itu akan terbuka semua dan pompa akan bekerja seperti yang telah ditentukan.
Pada pompa sentrifugal tekanannya tidak pernah dapat naik lebih tinggi dari pada tekanan kerja, berlawanan dengan pompa plunyer, di mana sebuah penutup tekan yang tidak boleh tertutup karena akan merusak alat-alat lainnya.
2)  Pompa-pompa sentrifugal yang mengisap sendiri
         Tujuan pompa-pompa ini adalah untuk mempermudah dan melayani pompa supaya dengan cepat dapat bekerja.Terutama untuk pompa-pompa kecil dan harus dapat digunakan dan digerakan,misalnyapompa-pompa pemadam kebakaran.pompa-pompa jenis ini dilengkapi dengan alat yang namanya pompa gelang air.Didalam pompa ini terdapat sebuah kipas dan diberi sudu-sudu radial secara luar pusat terhadap rumah pompa yang selalu terisi air.
3.    Keuntungan Dan Kerugian Pompa Sentrifugal
Gambar 2.14. Pompa pemasukan dua sisi dengan pengaliran masuk 2 tingkat








(Sumber :www.wikipedia.com tentang pompa sentrifugal)
a.  Keuntungan-keuntungan pompa sentrifugal terhadap pompa plunger antara lain:
1)  Ongkos pembelian dan perawatan murah
2)  Bobot dan fondasi kecil.
3)  Ruang atau tempat kecil
4)  Kemungkinan langsung digerakkan oleh tenaga penggerak.
5)  Kapasitas tenaga yang lebih bear dari pompa plunger.
b.  Kerugiann-kerugian pompa sentrifugal terhadap pompa plunger adalah :
1)    Rendemen pompa sentrifugal lebih rendah dari pada rendemen pompa plunger terurtama jika penghasilan kecildan tinggi kenaikannya besar. Tetapi untuk jam kerja yang terbatas pompa seperti ini untuk penggulingan dan pompa pemadam api, rendemen ini tidak begitu penting dan lebih banyak keuntungan pompa sentrifugal.
2)    Kerugian pompa sentrifugal lainnya yaitu dalam pemakaian yang normal pompa-pompa itu tidak dapat menghisap sendiri sehingga terlebih dahulu harus dipancing sebelum dijalankan.
        5). Priming Pada Pompa Sentrifugal
          Sebagian besar pompa sentrifugal tidak bisa  priming. Dengan kata lain, casing pompa harus diisi dengan cairan sebelum pompa dimulai, atau pompa tidak akan dapat berfungsi. Jika casing pompa menjadi penuh dengan uap atau gas, impeller pompa menjadi gas terikat dan tidak mampu memompa. Untuk memastikan bahwa pompa jenis sentrifugal tetap prima dan tidak menjadi gas-terikat, pompa sentrifugal yang paling berada di bawah tingkat sumber dari mana pompa adalah untuk mengambil hisapnya. Efek yang sama dapat diperoleh dengan memasok cairan ke suction pompa di bawah tekanan disediakan oleh pompa yang lain ditempatkan di garis hisap. Berdasarkan cara pembagiannya priming pada pompa sentrifugal dibagi menurut :
a.    Priming Pompa dengan pasokan hisap di atas pompa
b.    Priming pompa  dengan pasokan hisap bawah pompa
F. FENOMENA KAVITASI
1.    Proses Dan Efek Yang Ditimbulkan                                                                  
          Kavitasi dikenal sebagai masalah terbesar dalam operasi pompa sentrifugal. Oleh karena itu penting untuk diperhatikan proses terjadinya kavitasi, gejala-gejala yang muncul, dan bagian-bagian pompa yang rentan terhadap kerusakan akibat kavitasi ini.
Kavitasi terjadi bila tekanan fluida pada saat memasuki pompa turun hingga di bawah tekanan uap jenuhnya (pada temperatur lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil akan mulai terbentuk.  Gelembung-gelembung uap ini akan terbawa oleh aliran fluida dan masuk pada daerah yang bertekanan lebih tinggi, sehingga gelembung akan pecah dan menimbulkan suara berisik dan getaran. Selain itu performansi pompa akan turun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat beroperasi dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaaan kavitasi secara terus-menerus dalam jangka waktu lama, maka permukaan dinding saluran di sekitar aliran akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini yang dinamakan erosi kavitasi, sebagai akibat tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding.
Gambar 2.15. Penurunan Tekanan Pada Pompa Sentrifugal
        

Bagian–bagian yang sering terkena kavitasi adalah sudu-sudu impeler dan difuser dan juga bagian dalam dinding rumah pompa. Pada pompa diagonal dan pompa aksial (propeller pumps), kavitasi terjadi pada sudu impeler dekat sisi masuk, pada bagian dalam dari dinding rumah pompa, dan pada sisi masuk sudu difuser.
Penurunan tekanan pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
a.  Kenaikan gaya angkat statis (static lift) dari pompa sentrifugal
b.  Penurunan tekanan atmosfer seiring dengan bertambahnya ketinggian/elevasi
c.   Penurunan tekanan absolut sistem, seperti dijumpai pada pemompaan fluida dari tabung vakum.
d.  Kenaikan temperatur fluida yang dipompa.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadinya kavitasi akan mengakibatkan beberapa kerugian sebagai berikut :
1) Penurunan head dan kapasitas pemompaan
2) Penurunan efisiensi pompa
3) Pecahnya gelembung-gelembung uap saat melalui daerah yang bertekanan lebih tinggi akan menyebabkan suara berisik, getaran dan kerusakan pada beberapa komponen terutama impeller dan disfuser.
2. Beberapa Metode Pencegahan Terjadinya Kavitasi
    Fluida yang dipompa akan menguap ketika tekanan menjadi sangat rendah atau temperaturnya terlalu tinggi, sehingga akan memacu terjadinya kavitasi. Untuk mencegah penguapan fluida ini, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
a.  Menaikkan Besarnya Head Statis Pompa
1)  Menambah ketinggian level fluida dalam tangki
2)  Menaikkan posisi tangki
3)  Meletakkan pompa dalam sebuah sumuran penampung
4)  Mengurangi kerugian head pada pipa
5)  Memasang pompa penguat (booster pump)
6)  Memberi tekanan pada tangki penyalur
b.  Menurunkan Temperatur Fluida Yang Dipompa
1)     Menginjeksi fluida pendingin pada sisi isap (telah banyak dilakukan)
2)  Mengisolasi pipa-pipa dari sinar matahari
c.  Menurunkan Besarnya NPSH Yang Diperlukan (Npshr)
1)     Menggunakan pompa isap ganda (double suction pump). Hal ini dapat menurunkan NPSHr hingga 27%.
2)  Menggunakan pompa dengan kecepatan yang lebih rendah
3)     Jika dimungkinkan dapat digunakan inducer, hal ini dapat mengurangi NPSHr hingga 50%.
4) Menggunakan beberapa pompa yang lebih kecil
G. KOROSI PADA INSTALASI
                 Korosi dapat diartikan sebagai kerusakan logam yang oleh keadaan sekitar ini antara lain adalah udara lembab, bahan kimia, air laut, gas, dan sebagainya. Maka dari itu korosi dapat digolongkan dalam bentuk serta penyababnya adalah sebagai berikut  :
                   Penyebab dari korosi dapat dibedakan  menjadi dua kelompok   yaitu:
1.  Korosi Kimia
       Logam akan berkarat dapat direncanakan sebagai proses kimia yang sederhana. Oksigen yang terdapat pada atmosfir dapat bergabung dengan logam-logam membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Kemudian untuk berkaratnya besi dan baja tidak dalam oksidasi yang sederhana, diperlukan adanya udara dan air dimana besi tidak akan berkarat pada udara yang kering dan juga pada air murni. Maka dari itu korosi dapat terjadi melalui proses kimia yang sederhana.


2.  Korosi Elektrolit
      Pada dasarnya korosi elektrolit adalah korosi kimia juga walaupun sedikit lebih kompleks. Seperti pada arus listrik yang terdiri dari arus partikel yang bermuatan negative ( elektron ) mengalir dari seng ke tembaga atau dari anoda ke katoda. Dimana seng adalah anodic terhadap tembaga. Sehingga apabila logam-logam itu dihubungkan kedalam suatu elektrolit, seng akan mengurai dan berkorosi lebih cepat dari pada dicelupkan sendiri kedalam elektrolit tersebut. Maka dari itulah dalam penguraiannya seng akan melindungi baja ringan dari korosi. Pelapisan dengan seng untuk baja ringan dikenal dengan istilah pelindung berkorban.  
H.  KERANGKA PEMIKIRAN
                 Segala sesuatu yang digunakan pasti akan mengalami kerusakan, hal ini berlaku pada semua jenis permesinan dan pesawat jika digunakan terus - menerus akan mengalami kerusakan dan kesalahan yang mungkin bisa terjadi, meskipun pabrik pembuatnya sudah melakukan pengawasan dan uji coba semua barang produksinya dengan baik sebelum sampai pada konsumennya. Namun ada beberapa sebab, misalnya perawatan yang kurang memenuhi syarat atau karena kesalahan pengoperasian dalam jangka waktu tertentu sehingga menimbulkan kerusakan pada komponen tersebut. Jadi untuk dapat menentukan kerusakan pada komponen pompa air laut pendingin mesin induk, maka kita dapat melihat atau membaca pada instruksi buku manual (instruction manual book)karena telah disusun langkah-langkah untuk mencari kerusakan komponen tersebut, disertai gambar dan cara-cara menanggulanginya dengan didasari pengetahuan tentang cara kerja bagian - bagian pompa air laut tersebut. Maka akan memudahkan dalam menentukan kerusakan yang terjadi.
                 Dalam hal ini penulis mengambil permasalahan tentang penyebab menurunnya tekanan pompa air laut pendingin dari standar normal dan bagaimana cara perawatannya agar tetap berfungsi dengan normal. gambar dibawah ini menunjukan skema dari kerangka pikir tentang menurunnya tekanan pompa air laut pendingin mesin induk.
      Gambar 2.16 Kerangka pikir
Menurunnya tekanan pompa air laut pendingin mesin induk

Jam Kerja
( Running Hours )

Komponen Pompa Air Laut :
Ø  Stuffing box
Ø  Impeller
Ø  Ball Bearing
Ø  Gland packing
Ø  Shaft
Ø  Shaft sleeve
Ø  Vane
Ø  Cashing
Ø  Wearing ring
Ø   Eye of impeller

Kurangnya perawatan berencana dan insendential pada pompa
Tekanan Masuk Normal = 3 kg/cm2
Tekanan Keluar Normal = 4,3 kg/cm2
faktor – faktor Penyebab terjadinya penurunan pada pompa air laut pendingin mesin induk jenis sentrifugal.




BAB III
METODE PENELITIAN
A.   JENIS DAN LOKASI PENELITIAN
Penelitian yang digunakan penulis di dalam melakukan pengamatan tentang menurunnya tekanan pompa air laut pendingin mesin induk yaitu di kapal MV.Tuscarora berbendera LIBERIAN yang merupakan salah satu dari armada kapal dari perusahaan Amaltia Marine Inc. Athens, GREECE Yang dimana waktu yang digunakan dalam melaksanakan penelitian dan pengumpulan data-data yang diperlukan adalah 12 bulan selama taruna melaksanakan praktek laut diatas kapal tersebut.
B.   BATASAN ISTILAH
Adapun batasan istilah mengenai faktor penyebab menurunnya tekanan pompa air laut pendingin mesin induk untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman sehingga dibuat beberapa istilah antara lain :
  1. TDH = Total Dynamic Head, yaitu besarnya head pompa. Merupakan selisih antara head discharge dengan head suction; terkadang disebut head atau total head.
  2. BEP = Best Efficiency Point, yaitu kondisi operasi dimana pompa bekerja paling optimum.
  3. NPSHr = Net Positive Suction Head required, yaitu nilai head absolut dari inlet pompa yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi.
  4. NPSHa = Net Positive Suction Head available, yaitu nilai head absolut y ang tersedia pada inlet pompa.
  5. Kavitasi, yaitu kondisi dimana terjadinya bubble (gelembung udara) di dalam pompa akibat kurangnya NPSHa (terjadi vaporisasi) dan pecah pada saat bersentuhan dengan impeller atau casing. Agar tidak terjadi kavitasi, maka NPSHa harus lebih besar dari NPSHr.    
C.   DATA DAN SUMBER DATA
1.    Jenis Data
Jenis data – data yang digunakan dalam menunjang pembahasan penulisan skripsi ini diperoleh data dan sumber data dari :
a.    Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari tempat penelitian yang terdiri atas  observasi secara langsung ditempat penulis praktek laut di atas kapal. Observasi,yaitu metode yang dilakukan penulis dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung pada bagian dan unit-unit instalasi pompa pendingin air laut  khususnya bagian yang merupakan kaitan dari judul yang penulis angkat pada penulisan kertas kerja skripsi ini. Berdasarkan pada pengalaman pada waktu penulis mengadakan praktek laut di kapal
b.    Data sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari sumber kepustakaan seperti literature, bahan kuliah serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
2.    Sumber Data
Adapun data – data yang digunakan dalam penulisan skrpisi ini didapat dari :
a.      Buku – buku yang berhubungan dengan pompa air laut jenis sentrifugal yang didapat di perpustakaan.
b.      Literatur – literatur yang di dapat dari internet.
c.      Laporan – laporan dan data pengamatan langsung tentang kejadian yang didapat dari kapal.



D.   INSTRUMENT PENELITIAN
1.    Observasi
Observasi atau pengamatan  kegiatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
2.    Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.
E.   Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
      Data dan informasi yang diperlukan untuk skripsi ini dikumpulkan  melalui :
a.    Metode Lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada objek yang diteliti. Data dan informasi dilakukan melalui : Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan dimana pada saat penulis melaksanakan praktek diatas kapal.
b.    Tinjauan kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang bahas untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.
F.    TEKNIK ANALISIS DATA
Kegiatan yang dilakukan setelah memulai langkah-langkah untuk menganalisa yaitu untuk mengadakan penelitian di kapal untuk mengetahui situasi  dengan bekal pengetahuan yang di dapatkan dari studi kepustakaan. Data yang telah diperoleh diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah kita tetapkan  dari awal sebelum kita melakukan pengumpulan data. Data yang telah kita olah kemudian kita analisa hasil yang diperoleh.
G. TABEL JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
            Untuk melaksanakan kegiatan penelitian diperlukan suatu jadwal atau schedule sehingga tercapai suatu penyusunan yang efektif dalam penelitian ini :
Tabel Jadwal Penelitian 3.1


NO

Nama Object
TAHUN 2010-2013
BULAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

1

2

3

4

5
   2
1
Diskusi buku referensi

















2
Membahas judul

















3
Pemilihan judul & bimbingan
Penetapan judul

















4
Seminar judul

















5
Penyusunan / judul penelitian

















6
Pengambilan data penelitian





Praktek laut
7
Penetapan judul untuk proposal















8
Penyusunan proposal
















9
Seminar proposal
















10
Bimbingan skripsi
















11
Seminar hasil
















































BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Data
    Berikut ini adalah beberapa gambaran dari pengalaman atau data data yang pernah dialami oleh penulis pada waktu melaksanakan praktek laut di MV Tuscarora. Selama penulis melaksankan praktek laut penulis menemukan permasalahan  yang terjadi pada pompa air laut ,dan pada skripsi ini penulis mencoba mengambarkan permasalahan yang pernah dialami  antaranya:
a.  Kurangnya Isapan Dan Tekanan Pompa Air Laut
          Pada saat kapal MV. Tuscarora berlayar pada tgl 21 juni 2011 pompa sedang bekerja  tiba- tiba saja isapan pada pompa air laut menurun dari tekanan keluar normal  turun menjadi 3,8 bar dari normalnya, mengetahui hal itu oiler jaga langsung menghidupkan pompa air laut nomor dua dan langsung mematikan pompa yang bermasalah tersebut, setelah pompa nomor dua bekerja dengan baik barulah melaporkan kejadian itu kepada masinis jaga yang kemudian  dilaporkan ke masinis yang bertanggung jawab. Setelah mendapat laporan tersebut dengan di Bantu oleh cadet segera mengecek pompa dengan membawa peralatan yang di perlukan. Dalam pelaksananya masinis hanya mengecek katup-katup pada instalasi pompa saja, dan ternyata katup-katup tersebut memang sudah harus di ganti dengan yang baru karena banyak terdapat kerak di sekelilingnya,sehinga kinerja dari pompa tersebut menjadi terganggu. Setelah katup-katup tersebut diganti dengan baru,kemudian di adakan pengetesan terhadap pompa tersebut ternyata isapan yang di hasilkan  masih tetap tidak berubah. Kemudian masinis melakukan pengecekan pada sistem instalasi penataan pipa yang
                                                                                                                 
berhubungan dengan pompa air laut tersebut agar dapat menemukan penyebabnya, namun tidak di temukan adanya kerusakan pada sistem instalasi pompa air laut tersebut. akhirnya masinis melaporkan kejadian itu kepada kepala kamar mesin (KKM). dan mengusulkan untuk di adakan perbaikan secara menyeluruh (over houl) terhadap pompa tersebut. Setelah di adakan pembongkaran terhadap semua komponen pada pompa tersebut ternyata banyak di temukan kotoran sampah dan kerang-kerang kecil menyumbat pada impeller yang dapat menyebabkan isapan dan tekanan dari pompa tersebut berkurang. Seperti yang telah ditemukan oleh penulis diatas kapal tentang pengadaan suku cadang, bahwa pengadaan tersebut masih kurang dengan apa yang diharapkan oleh orang yang berada diatas kapal khususnya pada bagian mesin, dan kurang tersusunnya  manajemen untuk pemakaian dan penerimaan suku cadang diatas kapal, itu dilihat dari kebutuhan suku cadang yang selalu kekurangan serta kurangnya perhatian dari pihak perusahaan tentang pengadaan suku cadang. Hal ini akan mempengaruhi proses yang menyangkut perawatan dan perbaikan pesawat – pesawat yang ada diatas kapal. Serta buruknya kualitas dari suku cadang tersebut membuat perawatan tidak optimal, karena dari bahan yang tidak sesuai mengakibatkan ketahanan dari suatu benda tersebut tidak akan lama.
b.  Menurunnya Kinerja Dari Impeller Pada Pompa.
 Selain permasalah tekanan pada pompa air laut penulis juga pernah mengalami pada saat pompa dijalankan terdapat bunyi dan putaran yang tidak normal, setelah dicek ternyata sumber dari suara dan getaran tersebut adalah diakibatkann impeller terkikis oleh kotoran. akibat dari kinerja impeller pada pompa yang mengakibatkan getaran pada pompa dapat mengakibatkan bagian – bagian dari pompa menjadi ikut terpengaruh oleh getaran tersebut, sehingga pompa tidak dapat bekerja secara optimal dan menyebabkan produksi dari pompa menurun.  Zat cair yang telah masuk kedalam ruang impeller akan ditekan keluar oleh pompa dengan tenaga penggerak motor listrik disini zat cair akan ditekan keluar oleh impeller akibat gaya sentrifugal dengan dihubungkan satu poros dengan motor listrik  
melalui saluran keluar yang berbentuk konis. Permulaan dari rumah keong adalah bagian yang sempit, kemudian melebar semakin jauh semakin lebar dan akhirnya keluar dari bagian ini adalah bagian yang paling lebar dan cairan itu akan bergerak dan menuju kearah keluar munuju cooler-cooler yang ada
c.  Kebocoran Pada Bagian Gland Packing Pompa
            Pada saat taruna melaksanakan kegiatan praktek laut sering sekali ditemukan adanya kebocoran pada bagian gland packing pompa berupa kebocoran air yang mulanya sedikit dan akan bertambah jika semakin lama tidak diperhatikan hal ini berdampak langsung pada tekanan keluar pompa yang sering turun dari normalnya . Umumnya terjadi kerusakan dan bocor pada bagian gland packing pompa tidak mudah dihindari dan waktu/umur pakai susah untuk diprediksi kapan akan terjadi kerusakan. Kerusakan packing banyak disebabkan oleh kesalahan pemasangan ,tidak mengikuti prosedur yang benar atau tidak mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen packing. Selama peneliti melaksanakan pengamatan kebocoran gland packing sangat sering dijumpai pada pompa pendingin air laut sehingga hal ini lama kelamaan jika tidak ditangani dengan serius akan menimbulkan penurunan pada kapasitas tekanan pompa.



2. Analisa Data      
           Pada bagian ini diperoleh data-data dengan spesifikasi pada pompa air laut pendingin mesin induk berdasarkan Engine Ship Particular M.V.Tuscarora salah satu unit kapal berbendera LIBERIA milik Amalthia Marine yang dibuat oleh Dalian Ship Yard Building, CHINA yang merupakan type kapal BULKERIER ( Curah ) dengan :
Spesifikasi Pompa Pendingin Air Laut Mesin Induk pada MV.Tuscarora
Maker                                                    : Naniwa Pump Mfg.co.,ltd
Type                                                      : FBSV – 450
Model                                                    : Horizontal Centrifugal,
Capacity                                                            : 200 / 30 m3 / h
Suction Bore                                       : 450 mm
Delivery Bore                                      : 450 mm
Total Head                                           : 20 / 50 m
Suction Head                                      : -5 m
Speed                                                   : 1750 rpm
Motor Output                                       : 45 kw
W.T.P                                                    : 4.5 kg / cm2
HYD Test Pressure                            :  5 Kgf / cm2
Power Source                                     : 440 V, 60 HZ, 3 Ph
               Penulis akan menguraikan data-data yang ada dan menjelaskan penyebab dari timbulnya masalah pada pompa air laut serta mencari hubungannya dari permasalahan tersebut dangan cara-cara mengatasi permasalahan tersebut :
a. Data pengamatan pompa air laut pendingin selama praktek di Kapal MV. Tuscarora  meliputi :




1)  Pendataan mingguan.
       Tabel 4.1 Pendataan mingguan tentang tekanan   masuk dan tekanan keluar pompa air laut.
Waktu pengamatan
Tekanan masuk  (kg/cm²)
Tekanan keluar  (kg/cm²)
Keterangan
18 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
19 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
20 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
21 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
22 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
23 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
Sumber : MV. Tuscarora
-       Pengamatan terhadap rumah pompa (casing perhatikan bila ada keretakan, kebocoran akibat korosi).
-       Pengamatan packing apabila terjadi kebocoran
-       Pelumasan pada shaft pompa
Gambar 4.1 Diagram Pengamatan Mingguan
Sumber : MV.Tuscarora

2)    Pendataan bulanan
Tabel 4.2 Pendataan bulan tentang pengamatan tekanan   masuk dan tekanan keluar pompa pendingin air laut.
Waktu pengamatan
Tekanan masuk
(kg/cm²)
Tekanan keluar
(kg/cm²)
Keterangan
13 / 01 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
Kondisi normal
08 / 02 / 2011
3 kg/cm²
4,3 kg/cm²
kondisi normal
23 / 03 / 2011
3 kg/cm²
4,1 kg/cm²
Bocor (penggantian gland paking)
26 / 04 / 2011
3 kg/cm²
3,8 kg/cm²
Overhaul,penggantian ballbearing,impeller,
gland paking
10 / 05 / 2011
3 kg/cm²
4,2 kg/cm²
Kondisi normal
19 / 06 / 2011
3 kg/cm²
4,1 kg/cm²
Bocor (penggantian gland paking)
28 / 07 / 2011
3 kg/cm²
4,1 kg/cm²
Kondisi normal
16 / 08 / 2011
3 kg/cm²
4,1 kg/cm²
Kondisi normal
27 / 09 / 2011
3 kg/cm²
4,0 kg/cm²
Penggantian gland paking dan gemuk
24 / 10 / 2011
2.9 kg/cm²
4,2 kg/cm²
Kondisi normal
03 / 11 / 2011
3 kg/cm²
4.2 kg/cm²
Kondisi normal
01 / 12 / 2011
3 kg/cm²
4.2 kg/cm²
Kondisi normal
Sumber : MV. Tuscarora
-       Pengamatan atau penggantian paking dan gland paking pada rumah pompa dan poros pompa
-       Pengamatan atau pengantian ball bearing, impeller dan baut, kopling.
-       Pengamatan terhadap motor listrik antaranya ball bearing, kelurusan poros, kekencangan ikatan kabel, pengecekan carbon brush bila ada.
Gambar 4.2 Diagram Pengamatan Bulanan Pompa
Sumber : MV.Tuscarora
3)    Pengamatan tahunan
Hal – hal yang perlu diamati adalah :
-       Keausan pada bagian-bagian yang berputar, terutama besarnya celah pada cincin perapat.
-       Korosi didalam rumah pompa.
-       Keadaan katup-katup dengan bagian yang bergerak seperti katup tekan dan katup isap.
-       Kelurusan poros. Harus dilakukan pelurusan kembali setelah pompa dibongkar dan dipasang.
Berdasarkan pengambilan data di atas, untuk mengetahui terjadinya penurunan tekanan pada pompa air laut dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
       . D (Pp - Pz)..................................................... (4.1)
          di mana :
p   = tekanan pompa (kg/cm2)
D   = diameter impeller
Pp = tekanan keluar (kg/cm2)
Pz  = tekanan masuk (kg/cm2)
Contoh.
1)   Pada tanggal 13/02/2011 tekanan masuk pompa air laut yaitu 3 kg/cm2 dan tekanan keluar adalah 4.3 kg/cm2 pada keadaan normal.
Diketahui :
D   = 450 mm = 4.5 cm
Pp = 4.3 kg/cm2
Pz = 3 kg/cm2
Dit.  P = .....?
 Penyelesaian :
     . D(Pp - Pz)
   = 0.785 x 4.5 ( 4.3 - 3)
   = 4.5 kg/cm2
2)  Pada tanggal 23/03/2011 tekanan masuk pada pompa air laut yaitu 3 kg/cm2 dan tekanan keluarnya 4.1 kg/cm2 dalam keadaan tidak normal disebabkan karena terjadinya kebocoran dan harus mengganti gland packingnya.
Diketahui :
D   = 450 mm = 4.5 cm
Pp = 4.3 kg/cm2
Pz = 3 kg/cm2
Dit.  P = .....?
  Penyelesaian :
 . D(Pp - Pz)
= 0.785 x 4.5 ( 4.1 - 3) = 3.88 kg/cm2
Tabel 4.3 Hasil perbandingan antara tekanan normal dan tidak normal
No.
Tanggal
Tekanan masuk
Tekanan keluar
Tekanan akhir
Keterangan
1.
13/02/2011
3 kg/cm2
4. kg/cm2
4.5 kg/cm2
Normal
2.
23/03/2011
3 kg/cm2
4.1 kg/cm2
3.88  kg/cm2
Tidak normal
Sumber : MV. Tuscarora
Berdasarkan data pada tabel 3 diatas tentang hasil perbandingan antara tekanan normal dan tekanan tidak normal didapat kesimpulan bahwa hasil akhir dari tekanan normal yaitu 4.5 kg/cm2 sedangkan tekanan tidak normal yaitu 3.88 kg/cm2, tekanan yang tidak normal disebabkan karena terjadinya kebocoran dan harus mengganti gland packingnya.
B.  PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1.  Mengapa terjadi penurunan tekanan pompa air laut pendingin mesin induk dari standar normal ?
Tidak bekerjanya pompa atau kapasitasnya lebih rendah dari ketentuan dapat disebabkan beberapa kemungkinan yaitu :
                 i.   Kurangnya isapan dan tekanan pompa air pendingin
               ii.  Menurunnya kinerja dari impeller pada pompa
              iii.   Kebocoran pada bagian gland packing pompa
Kalau salah satu dari penyebab itu terjadi pada pompa, maka pompa akan mendapat gangguan yang menyebabkan kapasitas dan tekanan dari pompa menurun. Bahkan kalau yang terjadi adalah putaran kipas atau lengkung sudunya salah arah, mungkin kenaikan manometrik yang harus dilawan pompa terlalu besar, maka pompa kemungkinan sama sekali tidak menghasilkan zat cair, atau jelasnya tidak memompa misalnya : dua penyebab atau tiga dan empat atau semuanya terjadi bersama-sama. Ini berarti pompa itu dapat dinyatakan rusak dan tidak dapat dipakai lagi karena untuk mengatasi semua itu membutuhkan waktu yang lama. Sekarang ditinjau satu persatu penyebab itu dan pula bagaimana cara mengatasinya, seperti dibawah ini :
a.  Kurangnya Tekanan Isap Pada Pompa Air Laut
a.  Membersihkan saringan utama pompa air laut secara rutin diatas kapal, saringan utama pada instalasi air laut sangat menunjang kelancaran pengoperasian pompa. Tetapi diadakan pembersihan saringan utama pompa tersebut, maka setiap kali pula zinc anoda pada saringan itu diperiksa apakah masih dapat dipakai atau harus diganti, hal ini sangat berpengaruh terhadap biaya penyediaan. Dan akhirnya cara ini sering dilakukan hanya pada pelabuhan tertentu saja yaitu pelabuhan yang sangat kotor dan keruh.
b.  Mengembalikan proses korosi untuk mencegah terjadinya kebocoran serta terkikisnya impeller. Banyak cara atau proses yang dilakukan untuk mencegah terjadinya korosi, maka semakin mempermudah pula pemecahan masalah yan dikehendaki. Sehingga paling cocok dilakukan karena sangat mudah dikerjakan dengan banyak adanya alternatif pemecahannya. Dan itupun juga tersedia diatas akapal dan hanya dibutuhkan keahlian dari seorang masinis untuk menerapkan hal ini. Secara baik dan tepat pada penerapannya.
c.   Saringan isap tertutup kotoran
Saat kapal masuk keperairan dangkal baik pantai maupun sungai yang terdapat kotoran terutama plastik maka sampah,
dan lumpur tersebut akan menghalangi aliran isap dari pompa air laut pendingin. Cara mengatasinya adalah dengan membersihkan saringan. Oleh sebab itu selama kapal memasuki perairan dangkal maka kita harus menggunakan sea chest di sisi atas agar sampah tidak ikut terisap oleh pompa.
d.  Adanya kebocoran di pembuluh isap.
Kebocoran di pembuluh isap akan menyebabkan udara masuk kedalam pembuluh isap. Ini berlawanan dengan kebocoran di pembuluh tekan. Pengaruh kebocoran di pembuluh isap ternyata lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan kebocoran di pembuluh tekan. Karena udara yang masuk itu mengakibatkan ruang yang tidak terisi oleh cairan pembuluh tekan, ini berarti mengurangi jumlah cairan yang masuk kedalam pompa. Udara akan ikut mengalir dengan cairan masuk kedalam rumah pompa, bila dibiarkan maka rumah pompa akan terisi oleh udara sehingga tidak terjadi kevacuman dalam rumah pompa dan akhirnya akan mengisi rumah pompa sampai ke batas permukaan poros. Kalau ini terjadi maka penghasilan pompa akan berkurang banyak sekali, kemungkinan pompa ini tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kebocoran pada pembuluh isap ini dapat diatasi dengan jalan yaitu tempat yang bocor tersebut ditutup atau dilas. Apabila pada waktu bekerja terjadi kebocoran sebaiknya kita sumbat dahulu pipa tersebut dengan karet atau sandal, jika tidak memungkinkan kita dapat matikan pompa dan menjalankan pompa cadangan dan kemudian pompa yang mengalami kerusakan bisa kita adakan perbaikan.
e.  Zat cair mengandung zat-zat padat dan kotor atau lumpur.
Zat-zat padat dan kotoran yang terisap dapat menyumbat pembuluh sudu kipas dan kotoran tersebut dapat pula membuat sempitnya pembuluh tadi. Untuk mencegah hal ini agar tidak terjadi, maka pompa itu harus memakai saringan yang baik dan dapat menahan kotoran dan zat-zat padat itu. Maka dalam hal ini dapat dipakai saringan yang besar sehingga kecepatan zat cair pada lubang-lubang saluran pada saringan dapat lancar.Jika kipas tersumbat atau saringan pada lubang-lubang laluan, maka hal ini dapat diatasi dengan jalan membersihkan dari sumbatan-sumbatan itu atau dengan jalan menghentikan kerja pompa. Untuk menghindari agar  
kotoran dan zat-zat padat tidak terisap disekitarnya, sarangan harus dibuat rumah sarangan. Ini agar cairan yang terisap oleh saringan telah benar-benar bersih dalam arti cairan itu tidak mengandung zat-zat padat atau kotoran.
b.  Menurunnya Kinerja  Impeller Pada Pompa
a.  Menurunnya tekanan pompa air laut disebabkan karena terjadinya penyumbatan pada impeller oleh kotoran-kotoran, keran-keran atau binatang laut yang masuk melalui sea cest sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tekanan pompa ait laut. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan pada kondisi ini yaitu dilakukan pembersihan pada saringan sea cest dan membersihkan impeller pompa dengan cara memnyogok celah-celah pompa dari kotoran-kotoran, kran-keran atau binatang laut yang terhisap oleh sea chest dan masuk keimpeller pompa melalui katup isap.
b.  karena adanya kotoran, keran-keran dan binatang laut pada sudu-sudu impeller dalam waktu yang lama dan sudu-sudunya
tidak dibersihkan dari kotoran sehingga lama kelamaan sudu-sudunya akan mengalami keausan dan rusak sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tekanan pada pompa air laut dan kapasitas air laut yang dihasilkan tidak mksimal atau berkurang. Adapun hal-hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan cara menmbersihkan sudu-sudu impeller dari kotoran dan apabila terjadi keausan pada impeller maka harus mengganti impeller pompa tersebut agar tekanan pada pompa tetap normal.

c.     Kebocoran Pada Bagian Gland Packing Pompa
a.  Temperature dan kebocoran pada kotak packing.
Kebocoran dari kotak packing harus berupa tetesan zat cair yang jumlahnya tidak lebih dari 0,5 cm3/s. jika jumlah tetesan lebih dari ini, penekan packing harus dikencangkan pelan-pelan dan merata dengan mengencangkan kedua mur secara bergantian sampai tetesan menjadi normal. Pengencangan yang berlebihan akan menyebabkan packing menjadi panas. Jika hal ini terjadi maka mur penekan harus dikendorkan dan sementara pompa berjalan, mur penekan dikendorkan untuk membocorkan zat cair lebih banyak selama  beberapa saat kemudian penekan packing dikencangkan kembali secara lebih baik. Adapun temperature kotak packing yang masih diijinkan adalah tidak lebih dari 30 C diatas temperature zat cair yang di pompa. Karena itu untuk pompa air kebocoran ini dalam jumlah sedikit justru diperlukan untuk pendinginan dan pelumasan packing untuk banyak zat cair diperbolehkan .jika kebocoran tidak mengecil setelah penekan packing di kencangkan dan pompa di oprasikan beberapa jam,maka packing harus di ganti dengan yang baru. pergantian di lakukan dengan cara sebagai berikut:sediakan packing dalam jumlah ukuran yang sesuai, masing-masing potongan packing harus dapat menutup penuh tanpa celah pada belakanganya.bila packing di pasang pada poros,arah anyamanya harus sesuai dengan arah putaran poros. Belahan dari packing-packing yang saling berdekatan harus di susun membentuk 180 dimasing-masing bagian packing dimasukan satu persatu di rapatkan,setelah semua dimasukan penekan packing di pasang dan di keraskan secukupnya, jangan memasang belahan packing dalam satu garis karena akan mudah bocor.
b.  Jika dipakai perapat mekanis, keadaan di pandang norkal    
jika tidak ada kebocoran yang dapat di lihat dengan mata. Jika ada kebocoran pada saat dilakukan  uji coba, oprasi dapat di teruskan jika kebocoran berhenti setelah beberapa waktu maka keadaan normal sudah di capai. Namun pada pompa aksial, katup pembocoran udara harus di buka sebelum katup keluar di tutup.
C. PERAWATAN PADA POMPA AIR LAUT PENDINGIN MESIN INDUK
Untuk melaksanakan kegiatan perawatan atau pemeliharaan secara fisik terhadap pompa air laut beserta instalasinya, pelaksanaannya dengan menggunakan strategi perawatan yang diantaranya :
1.  PERAWATAN BERENCANA
a.  Pemeriksaan pendahuluan sebelum pompa dijalankan pompa yang baru selesai dipasang atau sudah lama tidak dipakai harus terlebih dahulu diperiksa sebelum dijalankan.
1)  Pembersihan pada katup hisap dan pipa hisap.
Jika selama perawatan instalasi pompa ada benda asing, kotoran atau sampah yang masuk ke dalam pipa hisap, maka pompa akan mengalami gangguan yang serius karena itu pompa harus diperiksa sebelum dicoba dan benda-benda yang dapat mengganggu dan merusak harus disingkirkan, perhatian khusus perlu diberikan kepada pompa yang menggunakan perapat mekanis. Dalam beberapa kasus tertentu paking tekan harus dipakai terlebih dahulu di dalam kotak paking pompa dalam pelaksanaan perawatan atau pemeliharaan serta mempermudah dalam mengatasi kerusakan atau perbaikan pesawat pompa dan instalasinya dimanapun kapal berada.
2)  Pemeriksaan kelurusan
Kelurusan poros pompa dan motor harus diperiksa. Hal ini diperlukan karena kelurusan dapat berubah oleh berbagai hal sebagai berikut :
3)  Perubahan (distrasi) rumah pompa karena pemuaian dan mengerutan pipa-pipa.
4)  Perubahan bentuk struktur bangunan dan kedudukan ketidaklurusan yang terjadi pada pompa dalam jangka panjang akan menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang besar pada pompa dan motornya.
5)  Pemeriksaan minyak pelumas bantalan.
Gemuk dan minyak untuk bantalan harus diperiksa kebersihan dan jumlahnya.
6)  Pemeriksaan dengan memutar poros.
Poros harus dapat berputar dengan halus jika diputar dengan tangan.
7)  Pemeriksaan pipa alat Bantu.
Semua katup system pipa pembantu seperti pipa pendingin harus terbuka penuh, jumlah dan tekanan air pendingin dan air pelumas harus sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
8)  Pemeriksaan katup sorong.
Katup sorong yang dipasang ditengah pipa hisap pada hisapan dengan dorongan harus dipastikan dalam keadaan terbuka penuh.
9)  Priming.
Pompa harus dipancing dengan mengisi penuh pompa dan pipa hisap dengan zat cair.
10)  Pemeriksaan arah putaran.
Pemeriksaan arah putaran biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu melepas kopling yang menghubungkan pompa dan motor penggerak. Motor dihidupkan sendiri dan diperiksa putarannya.
11)  Penanganan katup keluar pada waktu star.
Pada waktu star, katup sorong pada pipa keluar harus dalam keadaan tertutup penuh. Setelah pompa distar, katupnya lalu dibuka pelan-pelan dan manometer diamati terus sampai menunjukan tekanan normal sebagaimana dinyatakan dalam spesifikasi pompa operasi dalam keadaan katup tertutup tidak boleh berlangsung terlalu lama karena zat cair di dalam pompa akan menjadi panas sehingga dapat menimbulkan berbagai kesulitan dalam keadaan katup tertutup pompa tidak boleh dijalankan lebih dari 5 menit.
b.  Pemeriksaan pada kondisi operasi
Ada beberapa hal yang perlu diperiksa serta cara penilaian kasar tentang kondisi pompa baik pada waktu uji coba, maupun pada waktu operasi.
1)  Pembacaan manometer dan ampermeter
Tekanan keluar dan tekanan hisap harus sesuai atau mendekati harga yang telah ditentukan atau diperhitungkan sebelumnya, serta tidak boleh berfluktuasi secara tidak normal. Jika ada benda asing yang menyumbat atau ada udara yang terhisap, maka tekanan akan jatuh atau akan berfluktuasi secara tidak normal.
2)  Arus listrik yang dikonsumsikan harus lebih rendah dari pada yang dinyatakan pada label motor, arus ini tidak berfluktuasi secara tidak normal. Jika ada benda asing atau pasir yang terselip pada cela-cela sempit antara impeller dan rumah pompa, arus listrik dapat berfluktuasi secara tidak normal sebelum impeller macet.
c.   Penanganan pompa cadangan.
1)  Pompa cadangan (standby pump) harus dipersiapkan untuk dapat di star setiap saat. Minyak pelumas, air pendingin bantalan dan air perapat untuk kotak packing harus siap dialirkan bila diperlukan.
2)  Pompa cadangan harus dioperasikan secara periodic jika tidak pernah dijalankan bagian dalam pompa dapat berkarat sehingga tidak dapat berputar. Dalam hal ini pompa perlu dijalankan sedikitnya sekali sebulan atau sekali seminggu selama kurang lebih 10 menit dalam keadaan normal.
3)  Penanganan pompa yang tidak dipakai dalam jangka waktu   yang lama.
a)     Jika pompa tidak akan dioperasikan dalam jangka waktu lama, zat cair didalam pompa harus dibuang dan pompa dikeringkan.
b)     Permukaan-permukaan pada bantalan, poros penekan packing dan kopling, harus dilumasi minyak atau zat untuk penahan korosi.
d.  Pengolahan
Ketentuan selanjutnya yang dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan pemeriksaan rutin adalah menentukan bagian yang diperiksa beserta jangka waktunya. Atas dasar petunjuk ini kondisi mesin pada saat pemeriksaan dibandingkan dengan harga standart yang diperoleh dari pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya. Adapun frekuensi tersebut sebagai berikut :


1)    Pemeriksaan harian.
Hal-hal yang perlu diperiksa setiap hari adalah sebagai berikut :
a)    Temperature permukaan rumah bentuk dan rumah pompa dapat dirasakan dengan tangan.
b)    Tekanan hisap dan tekanan keluar petunjuk manometer dan vakummeter harus dibaca.
c)    Kebocoran dari kotak packing diamati secara cermat.
d)    Arus listrik dibaca pada amperemeter.
e)    Jumlah pelumas didalam rumah bentukan dirasakan dengan tangan, dilihat dan didengarkan.
2)    Pemeriksaan bulanan.
Setiap bulan tahanan disolasi pada motor pompa harus diperiksa biasanya tahanan tidak boleh kurang dari 1 mega ohm
3)     Pemeriksaan bantalan.
a)    Jika bantalan yang digunakan memakai cara pelumas cincin maka ini harus dapat berputar secara normal.
b)    Jika rumah bantalan  dipegang dengan tangan harus tidak terasa panas yang berlebihan. Jika diukur dengan thermometer biasanya bantalan diangkat normal lihat temperaturnya tidak lebih dari 40 C diatas temperature udara disekitarnya.
4)     Pemeriksaan getaran dan bunyi.
a)    Bila tangan diletakan diatas  permukaan rumah pompa, harus tidak ada geteran-getaran yang berlebihan. Untuk pengukuran yang teliti, getaran dapat diukur dengan vibrometer pada rumah bantalan dan pada motor. Harga getaran yang diukur harus kurang dari 30 mm, pada 3000 rpm dan kurang dari 50 mm pada 1500 rpm.
b)    Tidak boleh ada bunyi yang luar biasa karena kavitasi atau sunging maupun bunyi dari bantalan.
c)    Pengamanan untuk penghentian pompa.
Untuk penghentian pompa secara manual perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
(1)  Pompa sentrifugal dapat diamati dan dapat dimatikan setelah katup dimatikan.
(2)  Dalam pompa dipancing dengan  pompa vacumm bukalah katup pembocor udara (vacumm breaker) ini air didalam pipa hisap akan kembali masuk tidak terjadi tekanan negative.
(3)  Bila pompa menggunakan air pendingin tutuplah katup air pendingin setalah pompa dihentikan.
(4)  Zat  cair perapat pada kotak packing harus dibiarkan selama ada zat cair didalam pompa.
(5)  Jika pompa berhenti karena listrik padam waktu beroperasi, tombol listrik dimatikan dan pada saat bersamaan katup keluar ditutup. Namun pada pompa aksial, katup pembocoran udara harus dibuka sebelum katup keluar ditutup.
 B. PERAWATAN INSIDENTIL
Pengadaan perawatan insidentil serta berbagai gangguan pada pompa dan cara mengatasinya.
1.   Pompa sukar di vacumm
a.    Apakah katup isi tersumbat sampah atau benda asing bersihkan benda-benda asing tersebut.
b.    Apakah dudukan katup aus : perbaiki katup atau ganti yang baru
2.    Pompa tidak berputar ssetelah tombol ditekan.
a.    Apakah alat pelindung bekerja :
Ganti sekring jika putus. Jika pemutus sirkuit terbuka kembali, jika tidak bekerja semestinya, perbaiki atau ganti cari sebab-sebab alat pelindung dan  perbaiki penyimpangan tersebut.
b.    Apakah pompa dapat diputar dengan tangan :
Jika motor terbakar, putus lilitannya atau ganti motor.
c.      Apakah ada benda asing tersangkut dipompa :
Keluarkan benda asing tersebut.
3.  Motor mengalami pembebanan lebih :
a.    Apakah tegangan jala-jala terlalu rendah : periksa tegangan jala-jala.
b.    Apakah penekan packing menekan terlalu keras : kendorkan penekan packing.
c.    Apakah ada benda asing yang menyumbat bagian yang berputar : keluarkan benda asing.
4.  Bunyi dan getaran terlalu berlebihan.
a.    Apakah kelurusan kopling kaku berubah : perbaiki kelurusan.
b.    Apakah vondasi atau penumpu pipa kurang kokoh : periksa kembali vondasi dan bila perlu diperkuat.
c.    Apakah ada udara masuk : kencangkan sambungan pipa dan packing tekan.
d.    Apakah ada benda asing tersangkut di impeks : keluarkan benda asing.
e.    Apakah bagian tidak berputar karena impeller aus : seimbangkan kembali impeller atau ganti dengan yang baik.
5.  Kebocoran dan pemanasan kotak packing.
a.    Air bocor dari packing tekan.
1)    Apakah penekan packing cukup tekanannya : kencangkan tekanan packing sampai air yang bocor dari kotak packing mengecil dan menetes dari jumlah yang memadai.
2)    Apakah packing terlalu pendek  sehingga celah terlalu besar : ganti dengan packing yang panjangnya sesuai.
3)    Apakah packing sudah buruk dan selubung poros aus : ganti packing yang anti selubung poros.
b.            Packing tekan terlalu panas.
1)    Apakah penekan packing dikencangkan secara berlebihan setelah penekan packing tidak ada yang menetes keluar dari kotak packing.
2)    Apakah tekanan dalam pompa terlalu tinggi untuk packing yang ada ganti packing dengan jenis yang sesuai untuk tekanan tinggi
c.             Air bocor dari perapat mekanis.
1)    Apakah permukaan yang saling bergesek menjadi cacatt karena kemasukan benda asing permukaan dirasakan dan diharuskan dengan lap atau ganti baru.
2)    Apakah packing pada bagian perapat rusak ganti packing.



 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.     KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penyebab tidak menurunnya tekanan pompa air laut pendingin mesin induk di kapal adalah:
1.             Kurangnya Isapan Dan Tekanan Pompa Air Laut.
 Dapat diatasi dengan memberikan perhatian terhadap saringan utama (sea chest). Seperti yang telah kita ketahui saringan utama itu mempunyai fungsi untuk menyaring dan memisahkan kotoran-kotoran, maka dari itu harus dilakukan pembersihan serta penggantian zinc anoda pada saringan utama tersebut secara rutin.
2.             Menurunnya Kinerja Impeller Pada Pompa
Pengendalian proses korosi untuk mencegah terjadinya kebocoran  serta terkikisnya  impeller pompa.hal ini merupakan suatu tindakan dari upaya perawatan dan pencegahan  pada instalasi pompa air laut yang utama. Karena proses korosi  sangat mudah  terjadi pada instalasi – dengan menggunakan media air laut. Karena  air laut tersebut  bersifat  korosif dan mudah  bereaksi  dengan udara luar sehinga mempercepat terjadinya karat  dimana mana
3.             Kebocoran Pada Bagian Gland Packing Pompa
kerusakan dan bocor tidak mudah dihindari dari waktu/umur pakai susah untuk diprediksi kapan akan terjadi kerusakan. Kerusakan packing banyak disebabkan oleh kesalahan pemasangan ,tidak mengikuti procedure yang benar atau tidak mengikuti petunjuk yang diberikan oleh produsen packing. Salah satu upaya untuk memperpanjang umur pakai adalah memasang dengan benar serta memilih spesifikasi yang cocok untuk pemakaian media tertentu. kebocoran pada gland paking juga umumnya terjadi karena pengamatan yang kurang atau perawatan yang kurang direncanakan sehingga hal ini terjadi secara terus menerus.
B.    SARAN
 Dari hasil analisa untuk diterapkan diatas, maka penulis mencoba menuliskan saran-saran guna meningkatkan kinerja pompa air laut, antara lain
1.  Meningkatkan Perawatan Secara Berencana (Planning Maintenance System) Diatas Kapal. Hal ini merupakan yang penting untuk dilakukan bagi seluruh crew mesin diatas kapal karena dengan perawatan yang di lakukan secara berencana akan dapat mencegah terjadinya kerusakan dini pada permesinan kapal. Yaitu karena perawatan ini dilaksanakan berdasarkan jadwal-jadwal yang telah dibuat dan disusun dimana perawatan berencana ini dapat dilakukan dengan perawatan pencegahan dan perawatan secara kolektif jika keduanya dapat dijalankan dengan baik dan benar.
Maka keadaan daripada permesinan diatas kapal terdapat terjaga dan teratur didalam pengoperasiannya tanpa ada hambatan yang berarti.  dari itu kegiatan ini diharapkan mendapat perhatian yang khusus diatas kapall dan di galakkan penerapannya kepada seluruh awak mesin berdasarkan cara dan penerapan yang sesuai diatas kapal.
2.  Memberikan Pelatihan-Pelatihan Keterampilan Kepada Masinis Dan Crew Kapal Tentang Penyebab Korosi Serta Penanggulangannya.  Dalam hal dan sumber daya manusia dapat memenuhi syarat sebagaii seorang operator dimana tidak hanya mengetahui tentang permesinan saja disini juga diharapkan mengetahui tentang penyebab korosi yang mana hal ini banyak terjadi diatas kapal karena sebagian bangunan dan mesin kapal terbuat dari bahan metal dan air laut sebagai media yang sering digunakan dapat termakannya kekuatan bahan.

3.  Agar kerja dari pompa air laut pendingin dapat mencapai maksimal dan tetap pada standar  normal  maka perlu diadakan perawatan secara rutin atau berkala sesuai dengan  jam  kerja pompa tersebut.  Ada pun cara perawatan pompa  air laut pendingin mesin induk sebagai berikut:
a. Perawatan mingguan
b. Perawatanbulanan
c. Perawatan 3 bulanan
d. Perawatan 6 bulanan
e. Perawatan tahunan






DAFTAR PUSTAKA
Adji, R. t.th, 1972, Pesawat Bantu, Jakarta :Persatuan Pelaut Indonesia.
BP3lP, 2007 / 2008, Permesinan Bantu,Makassar : PIP Makassar.
Casand Van,1993, Pesawat Bantu Pompa Sentrifugal, Makassar: Perpustakaan PIP Makassar.
Hunt, Modern Marine Engineer’s Manual (volume II),Perpustakaan PIP Makassar.
Khetagurov, Marine Auxiliary Machinery And Sistem, Perpustakaan PIP Makassar. .
PIP-MKS, 2012, Pedoman Penulisan Skripsi, Makassar:TimPIP-mks.
Suharto, Manajemen Perawatan Mesin, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
www.wikipedia.comtentangpompasentrifugal
http://pipaudara.blogspot.com/2010/04/pompa-sentrifugal.html
http://www.scribd.com/doc/27804524/pompa-sentrifugal#